Akhlak Terhadap Sesama
Muslim Menurut Etika
1.
Mengucapkan Salam
Etika mengucapkan salam :
a.
Lebih
utama ketika kita yang mengucapkan salam terlebih dahulu
b.
Orang
yang lebih muda mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua
c.
Kelompok
yang lebih kecil memberikan salam kepada kelompok yang lebih besar
d.
Hendaknya
orang yang naik kendaraan memberikan salam kepada orang yang sedang berjalan
atau sedang duduk
e.
Hendaknya
orang yang berjalan memberikan salam kepada orang yang duduk
f.
Hendaknya
melihat keadaan sekitar orang yang kita beri salam, misal kita bertamu pada
waktu orang tidur, kita memberi salam dengan suara pelan jangan sampai
membangunkan orang yang tidur
2.
Kasih Sayang
a.
Menyayangi
yang lebih muda, misal kita sedang berbicara dengan anak kecil, maka sejajarkan
tinggi kita dengannya.
b.
Berbicara
yang sopan (tidak membentak, tidak mengejek)
c.
Ketika
bertemu sesama muslim bertegur sapa (mengucapkan salam dan senyum)
3.
Menghormati
Menghormati yang lebih tua dengan
cara :
Berbicara
dengan sopan (misal untuk orang Jawa yang bisa bahasa Jawa halus bisa hendaknya
menggunakan bahasa itu), tidak membentak, menggunakan kata-kata yang baik.
4.
Bertamu
a.
Memilih
waktu yang tepat untuk bertamu (membuat janji terlebih dahulu terkait bisa atau
tidaknya orang yang akan kita kunjungi)
b.
Mengucapkan
salam
c.
Berjabat
tangan
d.
Menyampaikan
maksud kedatangan
e.
Membawakan
buah tangan selama tidak membebani orang yang akan berkunjung
f.
Berpamitan
dan mengucapkan terimakasih ketika akan pulang
5.
Menerima tamu
a. Menerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan
status sosial mereka
b. Menyambut kedatangannya dengan muka manis dan
tutur kata yang lemah lembut,
c. Mempersilahkan duduk di tempat yang baik.
d. menjawab salam
e. berjabat tangan
f. mendekap dan memeluk (yang mahram)
g. bersikap simpatik (merespon pemicaraan)
h. memberi hidangan kalau ada
i.
jangan membebani tamu
6.
Menjenguk orang sakit
a. Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung,
b. Mencari waktu yang tepat untuk berkunjung
c. Hendaknya tidak menyusahkan si sakit
d. Berupaya untuk menghibur dan
membahagiakannya.
e. Mendoakan semoga cepat sembuh, mendapat belas
kasih Allah dan segera disehatkan
f. Hendaknya tidak membicarakan hal-hal yang
menakutkan terkait penyakitnya
g. Bertanya perkembangan kesehatannya
h. Membantu untuk kesembuhan (membawakan buah
tangan yang bisa membantu penyembuhan penyakitnya atau bisa dengan uang)
i.
Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas
taqdir Alloh Subhanahu
wa Ta’ala
7. Menepati Janji
Misal dalam hal janji bertemu, etika nya:
a. Datang untuk memenuhi janji yang secara sadar sudah kita buat ditempat
dan waktu yang telah disepakati
b. Diusahakan tidak terlambat (apabila datang lebih awal 5 atau 10 menit
sebelumnya itu lebih baik)
c. Apabila terlambat hendaknya memberikan kabar agar tidak dinanti-nanti
Akhlak Terhadap Sesama
Muslim Menurut Agama
1.
Memberdayakan salam
“Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima yaitu: Apabila
bertemu berilah salam kepadanya, mengunjungi apabila orang (muslim) sakit,
mengantarkan jenazahnya apabila orang (muslim) meninggal dunia, memenuhi
undanganya apabila mengundang, dan mendoakannya apabila orang (muslim) bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Kebajikan
yang paling cepat pahalanya ialah berbakti dan mengokohkan silaturahmi. Dan
kejahatan yang paling cepat siksanya ialah kezhaliman dan memutuskan tali
kekerabatan.” (Hr. Ibnu
Majah).
2.
Bila Bertamu Bermuhasafah
Anas ra. berkata : “Ketika orang-orang dari negeri Yaman datang,
maka Rosulullah SAW. bersabda: “Kini telah datang penduduk kota yaman, dan
mereka yang pertama-tama mengadakan peraturan berjabat tangan”.
Tiada
dua orang muslim yang bertemu, lalu berjabat tangan, melainkan diampuni dosa
keduanya sebelum berpisah.
Anas ra. Berkata: “Seseorang bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah
saw., seseorang jika bertemu dengan kawan, apakah menundukkan diri?” jawab Nabi:”Tidak”.
“Apakah menyambutnya dengan berjabat tangan? Jawab Nabi: “Ya”.”
(Hr. At-Tirmidzi)
3.
Saling Menghormati dan Berkasih Sayang
Muhammad itu adalah utusan Allah SWT dan orang-orang yang bersama
dia, adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang diantara
sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah Saw dan
keridhaanNya. (Qs. Al-Fath,
48:29)
4.
Persaudaraan yang kuat, seperti kuatnya satu tubuh atau satu
bangunan.
Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-kasih dan sayang, bagaikan
satu badan. Apabila salah satu anggota badan menderita sakit, maka menjalarlah
penderitaan itu ke seluruh tubuh hingga tidak dapat tidur dan demam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang muslim bersaudara dengan sesama Muslim lainnya, tidak boleh
menganiaya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya orang lain. Dan barangsiapa yang
menyampaikan hajat saudaranya niscaya Allah menyampaikan hajatnya. Dan
barangsiapa membebaskan kesukaran seorang muslim di dunia, niscaya Allah
membebaskan kesukarannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutup aurat
kejelekan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kejelekannya di hari
kiamat. ( HR. Bukhari Muslim)
5.
Tidak Menghina Sesama Muslim
Seorang muslim adalah saudara kepada sesama muslim lainnya, tidak
boleh dikhianati, tidak boleh didustai dan tidak boleh dibiarkan dihina orang. Semua
hak seorang muslim kepada sesama muslim lainnya, haram kehormatanya, harta
kekayaan dan darahnya. Taqwa adalah di sini (Rasulullah saw sambil menunjuk
dada) cukup bagi seseorang termasuk dalam suatu kejahatan, kalau ia menghina
saudaranya sesama Muslim. (HR. Tirmidzi)
6.
Mencintai sesama muslim, hendaknya seperti mencintai dirinya sendiri.
Tidak sempurna iman
seseorang, sebelum ia mencintai saudara seperti mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari-Muslim).
7.
Shodaqoh
وَآتِ ذَا
الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ
تَبْذِيرًا [١٧:٢٦]
“Dan
berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.” (Al-Isra’: 26)
مَثَلُ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [٢:٢٦١]الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا
أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ
أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
[٢:٢٦٢]قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ [٢:٢٦٣]
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (261). Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati (262). Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqarah : 261-262)
8.
Tolong Menolong
Dalam Kebaikan
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ
وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ
يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ
وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا
يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ
تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا
تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ [٥:٢]
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan
jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia
dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.” (Al-Maidah : 2)
Akhlak Seorang Muslim Terhadap Non Muslim
Menurut Agama
1.
Mewujudkan kasih sayang kepada seluruh alam (termasuk kepada orang
luar islam)
Dan
tiadalah kami mengutus kamu melainkan menjadi rahmat bagi sesama alam. (QS. Al-Anbiya’)
Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalanNya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. An- Nahl [16]: 125)
2.
Tidak boleh menghina sesembahan mereka
Dan
janganlah kamu memaki, sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah
dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat
menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembalinya mereka,
lalu Dia memberitakan kepada apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS al An’am 6:108)
3.
Memaafkan mereka dan Adil
Sebagian
besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran, setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari dirinya
sendiri, setelah nyata begi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah
mereka, sampai Allah mendatangkan perintahNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (QS.
Al-Baqoroh [2]:109).
4.
Menepati janji dengan mereka, sepanjang mereka menepati janji
Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu), kamu
tidak akan menumpahkan darah, membunuh orang, dan kamu tidak mengusir dirimu
(saudaramu sebangsa) dari kampung halamnmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya)
sedang kamu mempersaksikannya.
(QS. Al-Baqoroh [2]:84)
Mudah-mudahan
Allah, menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi
diantara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha pengampun lagi
maha Penyayang. (QS. Al-Mumtahanah
[60]:7)
5.
Senantiasa Berbuat Adil
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap oarang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak(pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil. (QS.
Al-Mumtahanah [60]:8)
6.
Tidak menjadikan Non Muslim Teman Akrab Jika Menghalangi Kemajuan
Islam
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu
orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan orang yang mengusir kamu dari
negerimu dan membantu(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan
mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang- orang yang dzalim. (QS. Al-Mumtahanah [60]:9)
7.
Tidak Membalas Salamnya, dengan Salam Seperti kepada Muslim
Janganlah mendahului orang yahudi atau kristen dengan salam dan
apabila kamu berpapasan di jalan, maka paksakan mereka ke tempat yang sempit
(paksakan mereka yang halus ke tepi). (HR.
Muslim)
8.
Tidak Menyakiti Kafir Zimmi
Barangsiapa yang menyakiti orang kafir zimmi maka Allah menjadi
musuhnya, dan barangsiapa yang menjadi musuhKu, maka Aku akan memusuhinya pada
hari kiamat. (Hr.
Al-Khatib)
9.
Tidak Nikah dengan Non Muslim, Kecuali Pria Muslim dengan Wanita
Ahlul Kitab
Janganlah kamu menikahkan oarang-orang musyrik (dengan wanita-wanita
mu’min) sebelum mereka beriman, sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari
orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (Qs. Al-Baqarah [2]:221)
10.
Tidak memberikan warisan
Tidak saling mewarisi antara dua pemeluk agama berbeda.( HR. Ahmad dan Tirmizi)
Orang Islam tidak menerima waris dari orang yang bukan islam, dan
orang yang bukan islam tidak menerima waris dari orang islam. (HR. Bukhari dan Muslim)
11.
Tidak Menjadikan Non Muslim Sebagai Wali (Pemimpin, Pelindung/
wilayah dan bitbonab)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman
kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu karena mereka tidak
henti-hentinya menimbulkan kemadharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka lebih
besar lagi. Sungguh Kami terangkan kepadamu, ayat-ayat (kami) jika kamu
memahaminya. (QS. Ali ‘Imran
[3]:118)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
mengadakan alasan nyata bagi Allah (untuk menyiksamu). (QS. An-Nisa [4]:144)
12.
MELAYAT
JENAZAH NON MUSLIM
Dalam masalah ini, Syekh Muhammad Kamil Uwaidah
dalam kitabnya Al- Jami’ fi Fiqh al-Nisaa’ menjelaskan, hukum melayat
(bertakziyah) untuk jenazah non-Muslim dibolehkan. Demi kian pula kalau orang
non-Muslim itu sakit,kita dianjurkan untuk menjenguknya.
Anas bin Malik RA meriwayatkan, “Ada anak seorang
Yahudi yang meng abdi kepada Nabi SAW. Suatu hari, dia jatuh sakit dan kemudian
Rasul menje nguknya.” Hal yang sama juga dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika
pamannya, Abu Thalib, meninggal du nia. Pendapat senada tentang kebo lehan umat
Islam untuk mengunjungi saudara non-Muslim yang sedang sakit, telah diputuskan
oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Dalam buku Tanya Jawab Agama (1), dijelaskan,
tidak ada larangan bagi umat Islam untuk melayat jenazah orang non- Muslim.
Yang ada larangannya ialah menyalatkan dan mendoakannya.
“Dari Sahabat Ali ra, ia berkata, ‘Aku mengatakan
kepada Nabi bahwa pamannya (Abu Thalib) yang sudah tua dan sesat itu meninggal
dunia.’ Rasul kemudian bersabda, ‘Pergilah engkau menguburkan bapakmu dan
jangan berbuat apa-apa (yang sifat ibadahnya), sampai engkau datang kepadaku
lagi.’ Maka, Ali berkata, ‘Aku pun pergi menguburkannya dan kemudian datang
menjumpai Rasul SAW yang menyuruh aku mandi dan aku didoakannya.’”
Dalam
salah satu riwayat disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdiri untuk
menghormati jenazah non-Muslim yang diantar me nuju ke pemakaman. Ketika
sahabat memberitahukan bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi, Rasul mengata kan
bahwa beliau berdiri bukan untuk menghormati agama dari si mayit, melainkan
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.
13. MENGHADIRI WALIMAH NON MUSLIM
Pada dasarnya
dibolehkan bagi seorang muslim menghadiri pernikahan seorang non muslim dengan
syarat adanya kemaslahatan syar’i, tidak ada acara-acara keagamaannya
didalamnya, bersih dari simbol-simbol atau gambar-gambar yang menjadi ciri khas
agamanya.
Sedangkan jika
pernikahannya dilangsungkan di gereja atau aulanya maka dilarang bagi seorang
muslim menghadirinya dikarenakan selain ada kemungkinan tidak bersihnya tempat
tersebut dari simbol-simbol dan gambar-gambar yang menjadi ciri khas agamanya
juga untuk menghindari terjadinya fitnah, seperti : terpengaruh oleh
acara-acaranya, atau oleh suasananya atau yang lainnya.
Akhlak
Kepada Non Muslim Menurut Etika
1.
Toleransi
Toleransi dalam kehidupan beragama ini juga seyogianya diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dengan menghormati praktik beragama pemeluk lain.
Ketika, misalnya, pemeluk agama Kristen sedang menjalankan ritual misa di hari
minggu maka seluruh muslimin dilarang menggangu atau mengusik kekhusyukan
ibadah tersebut. Sebaliknya, ketika seorang kaum muslimin sedang menunaikan
salat, maka pemeluk agama lain dilarang melakukan tindakan yang bisa mengusik
ketenangan beribadah. Hendaknya masing-masing saling menghargai. Karenanya,
praktik toleransi yang diterapkan oleh sebagian masyarakat Indonesia ini sangat
baik. Ketika sedang marak-maraknya pengeboman gereja-gereja oleh kalangan yang
tidak bertanggung jawab, maka di malam natal, pasukan Banser bersama Polisi
turut serta menjaga keamanan. Potret toleransi yang sangat tinggi.
2.
Mengucapkan
selamat hari raya pada non muslim
Ustadz Yajid Kalam, manajer DIvisi Pelayanan dan Dakwah ITB,
mengungkapkan bahwa dalam sudut pandang Islam sendiri ada dua pendapat.
Pendapat pertama yaitu yang memperbolehkan, yang kedua yaitu yang tidak
memperbolehkan.Yang mengatakan boleh memandang bahwa ucapan selamat itu hanya
sekadar bagian dari pergaulan sosial, sehingga boleh-boleh saja. Sementara yang
mengatakan tidak boleh berpendapat bahwa apabila hari raya itu berkaitan dengan
keyakinan, maka ketika kita mengucapkan selamat, artinya sama dengan mengakui
keyakinan tersebut. Sedangkan dalam Islam sendiri untuk urusan keyakinan, umat
Islam harus tegas bahwa ini keyakinanku, itu keyakinanmu.
Akhlak Menurut Budaya Sesama Muslim dan Non Muslim
Konteks dalam budaya ini adalah budaya jawa
1.Tegur sapa
a.
ketika
berjalan melewati suatu rumah yang ada orangnya (entah sedang duduk atau
menyapu halaman) kita mengucapkan klamit, nderek langkung, nuwun
sewu, yang semua itu diartikan ‘permisi’ dengan membungkukkan badan atau
menundukkan kepala.
b.
Orang
yang duduk atau sedang menyapu biasanya menyapa orang yang sedang berjalan
dengan monggo pinarak (singgah terlebih dahulu) untuk basa basi.
c.
Mengucapkan
kulo nuwun ketika bertamu.
2.Memberikan sumbangan
Di Jawa khususnya, memberika sumbangan adalah produk budaya yang
sudah turun temurun. Sumbangan ini diberikan kepada orang yang memiliki hajatan
(pernikahan, kelahiran anak, khitanan, orang meninggal). Akan tetapi perlu
diketahui bahwa terdapat keironisan dalam sumbangan ini, karena ketika
menyumbang orang yang kurang terpandang mereka memberikan uang yang tergolong
sedikit dipandang dengan orang yang lebih terpandang dan ketika menyumbang
orang meninggal mereka akan memberikan yang lebih sedikit lagi. Ini budaya yang
terjadi di sekitar kita.
3.
Hajatan (Sesama muslim)
Di Jawa hajatan yang biasanya dilakukan secara bergotong royong,
kita wajib menghadirinya, memberikan bantuan yang bisa kita bantu. Ini terjadi
di wilayah pedesaan, ibu bapak kita yang biasanya membantu hajatan trersebut,
ibu yang membantu memasak dan ayah yang membantu mendirikan tenda dll. Nah
apabila kita tidak bergotong royong maka akan ada sanksi dari lingkungan
sekitar (dicemooh, digunjing) akan berdampak pada hajatan yang akan kita miliki
(tidak dibantu orang), akan tetapi ini akan terjadi ketika kita tidak
menghadiri hajatan-hajatan berulang kali. Nah ketika ada hajatan kita
ikut senang didalamnya. Mengucapkan selamat menempuh hidup baru misalnya untuk
orang yang menikah. Selamat menjadi orangtua yang baru kepada orang yang baru
saja melahirkan.
No comments:
Post a Comment