Kesuksesan Seorang Mahasiswa+Santri di Kota Pelajar
Berawal dari sebuah penerimaan
SNMPTN ku memulai menginjakkan kakiku di Yogyakarta. Kota dimana banyak
orang-orang sukses yang bertempat disini. Kota ini sering disebut kota pelajar,
kota budaya, maupun kota istimewa. Kota ini yang dulunya hanya sebuah anganku
tapi sekarang akhirnya aku bisa menginjakkan disini. Sudah 2 semester aku di
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dimana universitas paling merakyat dengan rakyat
Indonesia, dalam artian murah tapi bukan murahan. Semua fasilitaspun ada
disini, semua teknologi juga maju, apalagi perpustakaannya nomor 1
se-Indonesia, cara meminjampun tidak diperlukan petugas. Gedung berlantai 4,
Ruang kelas yang begitu nyaman untuk belajar, dosen yang ramah-ramah pula. Yang
tidak akan terlupakan yaitu teman-teman yang selalu menemaniku dari awal aku
masuk kelas yaitu kelas PAI B. Teman-teman yang bisa menerima apa adanya
seorang teman, teman-teman yang kocak tapi tidak melupakan etika seorang calon
guru, kita bebas tapi kita tetap menjaga etika. Kekompakannya yang
membuatku senang ketika bersama-sama mereka.
Aku tinggal disebuah pondok yang begitu besar
di Yogyakarta, yaitu pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Di PP Wahid
Hasyim ini aku memulai belajar agama lebih dalam. Alhamdulillah aku bisa
memulai belajar dari kelas Ula Madrasah Diniyah PP Wahid Hasyim, kelas yang
belum tinggi dan tidak juga kelas paling bawah. Walaupun teman-teman 1 kelas
kuliahku banyak yang Madin nya lebih tinggi dariku tapi aku tidak merasa
minder, aku tetap bangga apa yang ku jalani saat ini. Tapi dengan ketekunanku
dalam belajar dan ketawadu’anku akhirnya saat UTS aku bisa mendapatkan
peringkat 2. Walaupun itu tidak berarti bagi orang lain tapi aku tetap bangga
atas usahaku tersebut. Walaupun yang lain
nilainya bagus-bagus hasil nyontek tak apalah ku tidak terpengaruh sama
mereka. Walaupun nilaiku jelek toh itu hasil fikiranku sendiri. Lebih baik
hasil sendiri walaupun nilai jelek dari pada nilai bagus hasil nyontek.
Tidak mungkin perjalananku disini
lancar-lancar saja, pasti ada hambatan-hambatan. Tapi dengan keikhlasan dan
kesabaran semua itu bisa ku jalani sampai saat ini. Alhamdulillah di semester 3
aku di beri oleh Allah nilai yang begitu memuaskan, tidak hanya itu saja di
pondok pun aku tak kalah berhasilnya. Alhamdulillah di kelas Wustho C semester
1 aku mendapat peringkat 1. Alhamdulillah juga di tahun 2015 ini aku dipercaya
menjadi ketua asrama An-Nisa PP. Wahid Hasyim. Perjuanganku tidak berhenti
disitu saja. Aku memulai dengan berkarir di luar pondok, aku memulai dengan mengajar
BTAQ di SD IT SALSABILA BANGUNTAPAN, sangat bersyukur sekali di tahun ini. Semua
ini ku jalani dengan Ikhlas dan Bersungguh-sungguh. Bersambung....
Nantikan Kisah Selanjutnya :)
ReplyDelete