IDENTITAS BUKU
Judul :
Kepemimpinan Pendidikan
Pengarang :
Rohmat, M. Ag, M. Pd
Penerbit :
Cahaya Ilmu
Tahun Terbit, Cetakan : 2010,
Cetakan I
Tebal Buku :
161 Halaman
BAB I
TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI KEPEMIMPINAN
Menurut
Fleishmen, Halpin, dan Winer, Hempil, dan Trons, para pengikut memandang
perilaku atasnya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu “consideration” dan
“Initiating Structure”. Consideration merupakan perilaku pemimpin yang ramah
dan mendukung, memperhatikan pengikut serta memperhatikan kesejahteraan mereka.
Sedangkan dalam perspektif “Initiating Structure”, struktur memprakarsai adalah
perilaku pemimpin yang menentukan dan menstruktur perannya sendiri dan peran
dari pengikut ke arah pencapaian tujuan-tujuan formal kelompok.
Persyaratan
ideal bagi pemimpin menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri
sebagai berikut:
1.
Mental
dan fisik yang enenrgik
2.
Emosi
yang stabil
3.
Pengethauan
human relation yang baik
4.
Motivasi
personal yang baik
5.
Cakap
berkomunikasi
6.
Cakap
untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7.
Ahli
dalam bidang sosial.
Perubahan kepemimpinan dari instruktif menjadi
motivator penting untuk dilakukan, perubahan pemimpin demikian menuntut sebuah
konsekuensi sikap yang mendasar. Pemimpin yang menjadikan dirinya sebagai
motivator adalah pemimpin yang memiliki good character. Perilaku kepemimpinan
yang memotivasi bawahan akan mendasar bahwa kepentingan organisasi sebagai
kepentingan bersama.
Terdapat
beberapa model dalam teori kepemimpinan yang mendasarkan pada tipologi
pemimpin. Karakter pemimpin dapat dikaji melalui multi perspektif yaitu
meliputi perilaku mendasar yang telah dimiliki oleh pemimpin yang akhirnya
melahirkan teori perilaku maupun yang didasarkan pada kualitas pribadi pada
konteks situasi tertentu dan akhirnya melahirkan teori situasional.
1.
Teori
Perilaku
Secara garis besar studi tentang kepemimpinan dibedakan menjadi
tiga pendekatan utama yaitu 1) pendekatan sifat, mendasarkan pada sifat-sifat
yang membuat seseorang berhasil. Kepemimpinan dipandang sebagain sesuatu yang
banyak mengandung unsur individu. 2) pendekatan perilaku, studi ini menfokuskan
pada perilaku yang spesifik dari pemimpin dalam rangka aktifitas untuk mempengaruhi
para pengikut. Adapun beberapa studi pendekatan perilaku antara lain: Study
kepemimpina universitas Ohio, penelitian ini mendapat gambaran tentang dua
dimensi utama dari perilaku pemimpin yang dikenal sebagai pembuat inisiatif
(initiating structure) dan perhatian (consideration). Studi kepemimpinan
Universitas Michingan, penelitian ini mengidentifikasikan dua konsep yang
disebut orientasi pengikut dan produksi.
2.
Teori
situasional
Pendekatan situasional, kepemimpinan lebih menekankan pada fungsi
situasi dari pada kualitas pribadi, dan merupakan kualitas yang timbul karena
interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Adapun beberapa studi kepemimpinan
dengan pendekatan situasional adalah: teori kepemimpinan kontingensi,
menyebutkan bahwa seorang menjadi pemimpin bukan hanya faktor kepribadian
tetapi faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi. Teori
kepemimpinan tiga dimensi, menganggap bahwa terdapat tiga dimensi yang dapat
dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan yaitu perhatian pada produksi atau
tugas, perhatian pada orang dan dimensi efektifitas.
BAB
II
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
Kepemimpinan
dan manajemen adalah dua konsepsi yang berbeda. Manajemen adalah seperangkat
proses yang dapat menjaga sistem yang komplek yang teridiri dari orang dan
teknologi yang berjalan secara perlahan. Aspek-aspek terpenting dalam manajemen
meliputi perencanaan, penganggaran, organizing, staffing, pengawasan, dan
pemecahan masalah.
Kepemimpinan
adalah seperangkan proses untuk menciptakan organisasi ditempat pertama atau
mengadaptasikannya pada lingkungan yang berubah secara signifikan. Kepemimpinan
melakukan proyeksi seperti apakah masa depan yang direncanakan, membimbing
personel organisasi sesuai dengan visi, dan memberi inspirasi kepada semua
personel sekolah dalam merealisasikan visi.
Tugas manajer
yaitu melakukan sesuatu dengan benar, menyukai efisiensi, menjalankan dan memelihara
efektivitas, fokus pada sistem dan stuktur, tergantung pengawaasan, organisasi
dan staf, menekankan taktik, struktur dan sistem, penekanan pada jangka pendek,
menekankan pada bagaimana dan kapan, menerima status quo, fokus pada sekarang,
memandang ada yang sekarang, mengembangkan tahapan secara detail dan terjadwal,
mencari hal yang bisa diprediksi dan keteraturan, manajer menghindari resiko,
memotivasi orang dan menuruti standar kerja yang telah ada, mempengaruhi para
bawahan, memerlukan orang lain untuk menuruti, melaksanakan secara
organisasional aturan-aturan, kebijakan dan prosedur, dan memberikan jabatan.
Tugas leader
yaitu melakukan hal yang benar, menyukai keefektifan, mengembangkan aktivitas,
fokus pada orang, tergantung kepercayaan, memimpin orang dengan arahan,
menekankan filosofi, nilai-nilai kebaikan, dan tujuan, penekanan pada jangka
panjang, menekankan pada apa dan bagaimana, menolak status quo, fokus pada masa
depan, memandang jauh ke depan, mengembangkan visi dan strategi, mencari perubahan,
mengambil resiko, memotivasi orang untuk berubah, mempengaruhi secara hubungan
perseorangan, menjadikan orang lain mengikuti, menjalankan sesuatu tidak secara
organisasional, aturan kebijakan, dan prosedur, dan inisiatif pemimpin.
Burt Nanus
menggambarkan visi sebagai strategi idealisasi masa depan yang menarik, bagi
suatu institusi (Organization). Ide dan kreatifitas pemimpin memberi kekuatan
dalam mempengaruhi budaya organisasi masa depan dan dapat ditempuh melalui
skills (keteramplan), bakat (talents), dan sumber daya (resources) yang
menjadikan nyata dan menunjukkan jalan bagi semua yang ingin memahami seperti
apa institusi dan mau dibawa kemana arah institusi.
Pandangan
perilaku budaya organisasi sebagaimana disebtu Bolman dan Deal sebagai “bingkai
sumber daya manusia”yang pertama kali berbeda dengan model rasional dengan
menekankan sisi manusia pada organisasi, dan menolak perspektif bahwa perilaku
kepemimpinan didasarkan pada kebutuhan hidup pribadi,keinginan, nilai-nilai,
keterampilan, dan seterusnya.
Rasionalitas
dalam pendidikan sebagai suatu model terdiri dari dua segmen yaitu 1)
rasioanalitas sebagai permasalahan ilmu pengetahuan, dan 2) rasionalitas
sebagai permasalahan kepentingan dan nilai.
BAB III
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Kepemimpinan
pendidikan adalah kemampuan pemimpin pendidikan dalam mempengaruhi guru, staf
administrasi dan siswa dalam mencapi tujuan pendidikan serta mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki pendidikan.
Perilaku
pemimpin pendidikan menjadi suri tauladan bagi semua personel pendidikan yang
pada akhirnya dapat tercipta budaya pendidikan yang lebih maju. Pencipttpuaan
budaya belajr dapat dimulai dari transformasi kepemimpinan pendidikan.
Implikasi lebih jauh, transformasi kepemimpinan pendidikan dengan mengikuti paradigma
baru yang lebih berorientasi pada pemberdayaaan personel sekolah akan membawa
dampak perubahan yang sangat signifikan terhadap mutu output pendidikan.
BAB
IV
GAYA
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Gaya
kepemimpinan diantaranya 1) gaya kepemimpinan transformatif yaitu gaya
kepemimpinan pendidikan lebih terlihat pada pola-pola yang dikembangkan dalam
berbagai kenijakan yang ditempuhnya dalam menjalankan kepemimpinan. Berbagai
bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam melakukan semua
kebijakan pendidikan yang meliputi pengadaan pembinaan terhadap semua personel
pendidikan, pelaksanaan program-program pendidikan, serta berbagai bentuk realisasi
program itu sendiri.
2) gaya
kepemimpinan partisipatif atau disebut dengan gaya kepemimpinan demokratik
merupakan gaya kepemimpinanyang menitikberatkan pada usaha seorang pemimpin
dalam melibatkan partisipasipara pengikutnya dalam setiap pengambilan
keputusan. Dampak positif yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan partisipatif,
para prngikut memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap pencapaian
tujuan organisasi karena keterlibatannya dalam pengambilan keputusan. Pemimpin
partisipatif akan lebih merasa diuntungkan dalam menjalankan semua rencana (planning)
yang telah ditetapkan, hal ini karena ditopang dari kinerja para pengikutnya.
Pemimpin partisipatif memandang peran dirinya selaku koordinator dan
intergrator terhadap berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga terjadi
kinerja yang sinergis dalam memcapai komitmen bersama.
3) gaya
kepemimpinan otokratik, pada gaya kepemimpinan ini menitikberatkan pada
otoritas pemimpin dengan mengesampingkan partisipasi dan daya kreatif para
pengikut. Gaya kepemimpinan pendidikan yang otokratik sanagat mengesampingkan
kemampuan guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang
ditempuhnya. Pemimpin yang bergaya otokratik cenderung menganut nilai
organisasional yang bertujuan pada pembenaran segala tindakan yang ditempuhnya
untuk mencapai tujuan.
Pemimpin yang
bergaya otokratik mempunyai berbagai sikap antara lain: a) memperlakukan para
pengikut sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, sehingga kurang
menghargai harkat dan martabat mereka. b) mengutamakan orientasi terhadap
pelaksanaan dan penyelesaiaan tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut
dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut. c) mengabaikan peranan para
pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
4) gaya kepemimpinan laissez faire,
karakteristik utamanya yaitu persepsi tentang peranan, nilai-nilai yang dianut,
sikap dalam hubungannya denga para pengikut, perilaku organisasi dan gaya
kepemimpinan yang biasa digunakan. Seorang pemimpin, hanya berkisar seputar
pandangan dirinya yang menganggap bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan
lancar dengan sendirinya.para anggota organisasi terdiri daari orang-orang yang
telah mampu mengetahui apa yang menjadi tugas organisasi, sasaran-sasaran yang
ingin dicapai, tugas apa yang harus diuraikan oleh masing-masing anggota dan
seorang pemimpin tidak perlu terlalu terlalu sering melakukan intervensi dalam
organisasi
BAB V
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Fungsi
kepemimpinan pendidikan sebagai manajer adalah tidak lepas dari kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan usaha anggota oragnisasi serta
memberdayakan sumber daya yang telah tersedia secara optimal guna mencapai
tujuan yang telah direncanakan.
Fungsi
kepemimpinan pendidikan sebagai leader, lebih mengarah pada pola penyadaran
bagi personel pendidikan, sebagi penentu visi dan misi pendidikan, membimbing,
koordinasi kegiatan, dan pembinaan bagi personel pendidikan.
Fungsi
kepemimpinan pendidikan sebagai educator lebi banyak pada tugas pemimpin
sebagai figur yang menjadi panutan para pengikut.
Seorang
pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut : mengambil keputusan,
mengembangkan informasi, memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota, memberi
dorongan dan semangat pada anggota, bertanggung jawab atas semua aktivitas
kegiatan, melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan, dan memberikan
penghargaan pada anggota yang berprestasi.
Tugas
kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Yang berkaitan dengan kerja
daintaranya mengambil inisiatif, mengatur langkah dan arah, memberikan
informasi, memberikan dukungan, memberi pemikiran, dan mengambil suatu
kesimpulan. b. Yang berkaitan dengan kekompakan anggota diantaranya mendorong,
bersahabat, bersikap menerima, mngungkapkan perasaan, bersikap mendamaikan,
berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat, memperlancar pelaksanaan tugas
dan memberikan aturan main.
BAB VI
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI
Atribut
organisasi yang diperlukan untuk mengembangkan kepemimpinan diperlukan untuk
membudayakan personel organisasi. Organisasi yang banyak melakukan
pendelegasian kekuasaan kepada tingkat yang lebih rendah, memiliki keunggulan
dalam melakukan manajemen. Sehingga personel organisasi diberdayakan menangani tanggung
jawab dengan baik.
Penciptaan
budaya organisasi adalah merupakan sebuah latihan dalam transformasi
kepemimpinan pendidikan melalui meningkatkan urgensi pengembangan organisasi,
menciptakan koalisi pemandu, dan seterusnya.
Sacrameto
menggambarkan relasi kepemimpinan, pembelajaran dan pengajaran adalah menjadi
keterkaitan antara kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang leader dalam
institusi pendidikan maupun guru sebagai leader bagi anak didiknya.
Organisasi
belajar adalah bagaimana individu belajar. Kim menunjukkan definisi belajar
yaitu memperoleh pengetahuan atau keterampilan.
Efek
kepemimpinan terhadap organisasi belajar secara tidak langsung berpengaruh
terhadap personel sekolah, struktur, dan proses pendidikan. Perubahan dalam
kemampuan akademik, mengacu pada perubahan dalam kondisi pendidikan yang
mendukung penyediaan pengajaran dan pembelajaran yang efektif dan memungkinkan
pembelajaran efektif. Perubahan dalam kapasitas akademik secara langsung dan
secara signifikan berkaitan dengan (a) pertumbuhan belajar siswa dan (b)
persepsi siswa. Perubahan dalam kepemimpinan pendidikan akan tergantung pada
komposisi dan pemimpin pendidikan serta stabilitas siswa.
BAB VII
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Efektivitas
kepemimpinan pendidikan lebih didasarkan pada efektivitas pembelajaran yang
dilakukan sekolah. Faktor utama maju atau tidaknya sekolah lebih mendasarkan
pada prestasi akademik dan non akademik yang telah dicapai oleh sekolah. Salah
satu kriteria kepemimpinan pendidikan efektif jika telah terjadi pemberdayaan
guru untuk melakukan proses pembelajaran yang baik.
Secara
garis besar efektivitas kepemimpinan pendidikan dapat diukur apabila dapat
mewujudkan berbagai hal berikut: 1) kepemimpinan berorientasi pada personel
pendidikan (guru, staf, administrasi, dan siswa). (2) komitmen pada personel pendidikan
dalam mencapai tujuanpendidikan. (3) adanya perkembangan yang konstruktif dalam
personel pendidikan. (4) kinerja personel pendidikan yang cukup tinggi. (5)
kesiapan pendidikan dalam menghadapi tuntutan perubahan. (6) adanya kepuasan
personel pendidikan terhadap kepemimpinan pemimpin pendidikan. (7) pengembangan
SDM guru, dan staf administrasi. (8) peningkatan kreatifitas personel
pendidikan.dan (9) pemberian perhatian
yang tinggi terhadap para personel pendidikan.
No comments:
Post a Comment