BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Roda zaman
terus melaju, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, dunia terus
berkembang. Menghadapi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, timbul reaksi yang beragam. Pendidikan adalah salah
satu aspek kehidupan yang nyata dan dapat dirasakan manfaatnya sebagai upaya
meningkatkan sumber daya manusia, khususnya di Indonesia tidak dapat dipungkiri
bahwa pendidikan ialah salah satu jalur untuk menghadapi tantangan zaman di era
globalisasi dan modernisasi saat ini. Perkembangan mahasiswa tentu memiliki
keterkaitan erat dengan kepribadiannya. Berbagai permasalahan pada mahasiswa
akan memicu sikap dan perilakunya. Dalam segala fasilitas di jenjang
perkuliahan, seharusnya mahasiswa mampu mengembangkan berbagai kompetensi, baik
berwujud maupun tidak berwujud. Dengan adanya permasalahan itu, peranan
bimbingan dan konseling sangat diperlukan di instansi pendidikan.
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada inividu agar
dapat merealisasikan dan mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya agar lebih
baik lagi. Secara garis besar bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk
membantu individu dalam mengoptimalkan dirinya. Keberadaan bimbingan dan
konseling dalam ruang lingkup pendidikan sangat penting, khususnya di tingkat
perguruan tinggi, bagi seluruhpihak yang ada di dalamnya, khususnya
mahasiswa. Dalam lingkungan universitas, dikenal adanya pusat pemberian layanan
bimbingan dan konseling, yang dikenal dengan nama Pusat Bimbingan dan Konseling
(PBK) yang dijalankan oleh organisasi mahasiswa Pusat Informasi Konseling
Mahasiswa (PIK-M). Namun jauhnya jarak pusat bimbingan dan
konseling membuat mahasiswa sulit untuk menjangkau dan mendapatkan
pelayanan bimbingan itu sendiri.
Seperti halnya yang terjadi diberbagai perguruan tingi, pusat layanan bimbingan dan konseling yang letaknya jauh dari jangkauan
mahasiswa, khususnya mahasiswa yang gedung kuliahnya berada jauh dari PBK,
membuat pelayanan bimbingan dan konseling tidak berfungsi secara optimal. Hal
ini terbukti, di pusat pelayanan bimbingan dan konseling, sangat jarang terjadi
kegiatan layanan antara mahasiswa dan orang yang memberikan layanan (konselor).
Sehingga tujuan dari bimbingan dan konseling itu tidak dapat terwujud dan
terealisasi dengan baik.
Kegaitan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan mencakup empat bidang, yaitu,
bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Di
dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai bimbingan pribadi.[1]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian bimbingan pribadi?
2.
Bagaimana
ruang lingkup bimbingan pribadi?
3.
Apa
saja aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik?
4.
Apa
saja bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian bimbingan pribadi.
2.
Mengetahui
ruang lingkup bimbingan pribadi.
3.
Mengetahui
aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik
4.
Mengetahui
bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya dengan baik agar
individu itu dapat memecahkan masalahnya sendiri dan dapat mengadakan
penyesuaian diri dengan baik.[2]
Bimbingan pribadi adalah layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri
pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.[3]
Sering dikatakan bahwa ciri
seseorang adalah kepribadiannya. Dalam khasanah psikologi di antara para ahli
belum ada kata sepakat tentang rumusan kepribadian. Para ahli psikologi umumnya
memusatkan perhatian pada faktor-faktor fisik dan dan genetika, berfikir dan
pengamatan, serta dinamika motivasi dan perasaan. Sejumlah hasil studi
memperlihatkan adanya hubungan (meskipun hubungan ini tidak terlalu tinggi)
antara bentuk tubuh dengan ciri-ciri kepribadian, dan hasil studi tentang anak
kembar menunjukkan adanya pengaruh faktor-faktor genetika terhadap aspek-aspek
kepribadian. Demikian pula, pola berfikir (cognitive style) terkait pada
ciri-ciri kepribadian.
Wiggins, Renner, Clore dan Rose mengupas tentang kepribadian dengan melihat
hakikat tingkah laku dan perkembangannya secara menyeluruh. Para penulis itu
melihat perlunya mengkaji faktor-faktor biologis, kenyataan eksperimental
pengaruh sosial dan pendekataan psikometrik dalam upaya memahami kepribadian
individu. Kenyataan eksperimental menunjukkan bahwa meskipun kepribadian
seorang individu adalah unik (artinya yang satu berbeda dari yang lainnya),
namun persamaannya juga cukup besar. Persamaan itu antara lain terdapat pada
bagaimana ciri-ciri kepribadian itu diperoleh. Unsur pengaruh sosial
mengingatkan bahwa sebagai makhluk sosial, kepribadian individu bahkan
ditentukan oleh lingkungan sosialnya. Pendekatan psikometrik menjelaskan bahwa
kepribadian meliputi suatu organisasi dan sejumlah ciri kepribadian yangdapat
dipilah-pilah dan dapat diukur. Pemahaman terhadap kepribadian seseorang dapat
melalui pengukuran terhadap ciri-ciri kepribadiannya.
Meskipun Hothersall mencoba merumuskan kepribadian sebagai “predisposisi
(kecenderungan) cara mereaksi yang secara relative stabil pada diri individu”,
namun dapat dipahami bahwa kepribadian klien di samping mampu memilah-milah
ciri-ciri tertentu yang dapat diukur. Dalam kaitan itu, konselor mungkin
cenderung tertarik pada tipologi kepribadian yang memberikan arah pada
pemahaman terhadap ciri-ciri kepribadian berdasarkan bentuk tubuh, sikap
keterbukaan-ketertutupan, cairan yang ada pada tubuh, dan lain-lain. Namun konselor hendaknya tidak terpaku dan terpukau oleh pemahaman
tipologis seperti itu.
Apapun predisposisi yang ada pada
diri individu (termasuk yang diturunkan melalui tipologi individu) adalah
sesuatu yang terbuka, dinamis dan dapat dikembangkan. Tugas konselor justru
mengoptimalkan perkembangan dan pendayagunaan predisposisi ataupun ciri
kepribadian individu kearah hal-hal positif sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan individu yang bersangkutan.[4]
B.
Ruang Lingkup Bimbingan Pribadi
Secara rinci, materi pokok bimbingan pribadi antara lain:
1.
Pemantapan
sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang
khaliq melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi kendali utama
dalam kehidupan manusia.
2.
Pemahaman
tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal. Setiap
manusia memiliki potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal.
Hanya sedikit orang yang mau menyadarinya.
3.
Pemahaman
tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap orang
memiliki bakat dan minat, namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga
penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
4.
Pemahaman
tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki, serta bagaimana mengembangkannya.
Setiap individu punya kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5.
Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan
yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami kekurangan diri mendorong
seseorang untuk menyempurnakan diri.
6.
Kemampuan mengambil keputusan serta
mengarahkan diri sesuai dengan keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambil. Keberanian mengambil keputusan secara cepat dan
tepat perlu dilatih dan dikembangkan.
7.
Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat,
kreatif dan produktif. Pola hidup dan pola pikir yang sehat akan menjadikan
pribadi yang sehat dan berkualitas.[5]
Ada beberapa pendapat lain mengenai
ruang lingkup bimbingan pribadi. Dalam bidang bimbingan pribadi, membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
1.
Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan prooduktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya di masa depan.
3.
Pemantapan
pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulangannya.
4.
Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
5.
Pemantapan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
6.
Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.[6]
C.
Aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik
Aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi diantaranya
adalah:
1.
Aspek
biologi yang dalam arti negatif menyatakan diri dalam bentuk
pelanggaran-pelanggaran kesusilaan.
2.
Aspek
penyesuaian diri dengan tata masyarakat yang menyatakan diri dalam bentuk
pelajaran-pelajaran tata tertib.[7]
D.
Bentuk Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi
Ada beberapa macam bentuk layanan
bimbingan pribadi, yaitu pertama, layanan informasi. Informasi
tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan dapat mencakup
perkembangan: (a) fisik, (b) motorik, (c) bicara, (d) emosi, (e) sosial, (f)
penyesuaian sosial, (g) bermain, (h) kreativitas, (i)pengertian, (j) moral, (k)
seks, (l) perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan
masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang: (a) ciri ciri
masyarakat maju, (b)makilm pengetahuan, dan (c)pentingnya IPTEK bagi kehidupan
manusia.
Kedua, pengumpulan data . data yang dikumpulkan berkenaan dengan
layanan bimbingan pribadi dapat mencakup : (a) identitas individu seperti nama
lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat,
bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, (b) kejasmanian an kesehatan,
(c) riwayat pendidikan, (d) prestasi, (e) bakat, (f) minat, dan lain-lain
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi
mencakup: suasana, lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga
pengembangan bakat, pusat kebugaran, dan latihan pengembangan kemampuan diri,
tempat rekreasi, dan lain sebagainya.[8]
Usaha utama yang mutlak harus
dilakukan untuk menyelenggarakan personal ialah dengan mengumpulkan sebanyak
mungkin data perihal anak didik melalui:
1.
Observasi
2.
Angket
3.
Wawancara
4.
Kunjungan
rumah
Yang kemudian diikuti dengan
penerangan dan penjelasan yang jujur, baik secara individual maupun secara
kelompok, agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi anak didik di dalam
menilai dirinya sendiri. Serta mengambil sikap dan keputusan sendiri. Usaha
pribadi harus selalu berpedoman kepada ciri khas yang kita inginkan bagi
individu atau orang Indonesia, yaitu sifat-sifat manusia Indonesia.[9]
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Bimbingan pribadi adalah layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri
pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Ada beberapa ruang lingkup bimbingan
pribadi yaitu Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis, Pemahaman tentang
kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal, Pemahaman
tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya, Pemahaman tentang
kelebihan-kelebihan yang dimiliki, serta bagaimana mengembangkannya., Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan
yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya, Kemampuan mengambil keputusan serta
mengarahkan diri sesuai dengan keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambil, dan Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat,
kreatif dan produktif.
Aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan
pribadi yaitu Aspek biologi dan Aspek penyesuaian diri dengan tata masyarakat.
Ada beberapa macam bentuk layanan
bimbingan pribadi, yaitu layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap
perkembangan dapat mencakup perkembangan, pengumpulan data . data yang
dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat mencakup,
dan Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Febrini, Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Teras.
Rahman, Hibana S. 2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yogyakarta: UCY Press Yogyakarta.
Sodik,Abror. 2015. Pengantar
Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rinrka
Cipta.
Walgito, Bimo. 2010.Bimbingan +
Konseling (Studi dan karier). Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Samsinar
Basri, http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html, Tanggal 30 Maret 2016 Pukul 08:50 WIB.
[1] Deni Febrini, Bimbingan
Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 79.
[2] Abror Sodik, Pengantar
Bimbingan dan Konseling, ( Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 2.
[3]
Hibana S. Rahman, Bimbingan Konseling Pola 17,
(Yogyakarta: UCY Press Yogyakarta, 2003), hlm. 39.
[4] Abror Sodik, Pengantar
Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 54-56.
[5] Hibana S. Rahman, Bimbingan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY
Press Yogyakarta, 2003), hlm. 39-40.
[6] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rinrka
Cipta, 2000), hlm. 38-40.
[7]
Bimo Walgito, Bimbingan
+ Konseling (Studi dan karier), (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010), hlm.
56.
[8]
Samsinar Basri, http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html, di Akses Pada Tanggal 30 Maret
2016 Pukul 08:50 WIB.
[9] Bimo Walgito, Bimbingan +
Konseling (Studi dan karier), (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010), hlm. 56.
No comments:
Post a Comment