BERANDA

Tuesday, October 8, 2013

Akhlak Terhadap Sesama Muslim Menurut Etika




Akhlak Terhadap Sesama Muslim Menurut Etika

1.      Mengucapkan Salam
Etika mengucapkan salam :
a.       Lebih utama ketika kita yang mengucapkan salam terlebih dahulu
b.      Orang yang lebih muda mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua
c.       Kelompok yang lebih kecil memberikan salam kepada kelompok yang lebih besar
d.      Hendaknya orang yang naik kendaraan memberikan salam kepada orang yang sedang berjalan atau sedang duduk
e.       Hendaknya orang yang berjalan memberikan salam kepada orang yang duduk
f.       Hendaknya melihat keadaan sekitar orang yang kita beri salam, misal kita bertamu pada waktu orang tidur, kita memberi salam dengan suara pelan jangan sampai membangunkan orang yang tidur

2.      Kasih Sayang
a.       Menyayangi yang lebih muda, misal kita sedang berbicara dengan anak kecil, maka sejajarkan tinggi kita dengannya.
b.      Berbicara yang sopan (tidak membentak, tidak mengejek)
c.       Ketika bertemu sesama muslim bertegur sapa (mengucapkan salam dan senyum)

3.      Menghormati
Menghormati yang lebih tua dengan cara :
Berbicara dengan sopan (misal untuk orang Jawa yang bisa bahasa Jawa halus bisa hendaknya menggunakan bahasa itu), tidak membentak, menggunakan kata-kata yang baik.


4.      Bertamu
a.       Memilih waktu yang tepat untuk bertamu (membuat janji terlebih dahulu terkait bisa atau tidaknya orang yang akan kita kunjungi)
b.      Mengucapkan salam
c.       Berjabat tangan
d.      Menyampaikan maksud kedatangan
e.       Membawakan buah tangan selama tidak membebani orang yang akan berkunjung
f.       Berpamitan dan mengucapkan terimakasih ketika akan pulang

5.      Menerima tamu
a.       Menerima dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan status sosial mereka
b.      Menyambut kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut,
c.       Mempersilahkan duduk di tempat yang baik.
d.      menjawab salam
e.       berjabat tangan
f.       mendekap dan memeluk (yang mahram)
g.      bersikap simpatik (merespon pemicaraan)
h.      memberi hidangan kalau ada
i.        jangan membebani tamu

6.      Menjenguk orang sakit
a.       Hendaknya tidak lama di dalam berkunjung,
b.      Mencari waktu yang tepat untuk berkunjung
c.       Hendaknya tidak menyusahkan si sakit
d.      Berupaya untuk menghibur dan membahagiakannya.
e.       Mendoakan semoga cepat sembuh, mendapat belas kasih Allah dan segera disehatkan
f.       Hendaknya tidak membicarakan hal-hal yang menakutkan terkait penyakitnya
g.      Bertanya perkembangan kesehatannya
h.      Membantu untuk kesembuhan (membawakan buah tangan yang bisa membantu penyembuhan penyakitnya atau bisa dengan uang)
i.        Mengingatkan si sakit untuk bersabar atas taqdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala

7.      Menepati Janji
Misal dalam hal janji bertemu, etika nya:
a.       Datang untuk memenuhi janji yang secara sadar sudah kita buat ditempat dan waktu yang telah disepakati
b.      Diusahakan tidak terlambat (apabila datang lebih awal 5 atau 10 menit sebelumnya itu lebih baik)
c.       Apabila terlambat hendaknya memberikan kabar agar tidak dinanti-nanti


Akhlak Terhadap Sesama Muslim Menurut Agama

1.    Memberdayakan salam
“Hak seorang muslim terhadap muslim lainnya ada lima yaitu: Apabila bertemu berilah salam kepadanya, mengunjungi apabila orang (muslim) sakit, mengantarkan jenazahnya apabila orang (muslim) meninggal dunia, memenuhi undanganya apabila mengundang, dan mendoakannya apabila orang (muslim) bersin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Kebajikan yang paling cepat pahalanya ialah berbakti dan mengokohkan silaturahmi. Dan kejahatan yang paling cepat siksanya ialah kezhaliman dan memutuskan tali kekerabatan.” (Hr. Ibnu Majah).

2.      Bila Bertamu Bermuhasafah
Anas ra. berkata : “Ketika orang-orang dari negeri Yaman datang, maka Rosulullah SAW. bersabda: “Kini telah datang penduduk kota yaman, dan mereka yang pertama-tama mengadakan peraturan berjabat tangan”.
Tiada dua orang muslim yang bertemu, lalu berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya sebelum berpisah.
Anas ra. Berkata: “Seseorang bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah saw., seseorang jika bertemu dengan kawan, apakah menundukkan diri?” jawab Nabi:”Tidak”. “Apakah menyambutnya dengan berjabat tangan? Jawab Nabi: “Ya”.” (Hr.  At-Tirmidzi)

3.    Saling Menghormati dan Berkasih Sayang
Muhammad itu adalah utusan Allah SWT dan orang-orang yang bersama dia, adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang diantara sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah Saw dan keridhaanNya. (Qs. Al-Fath, 48:29)



4.    Persaudaraan yang kuat, seperti kuatnya satu tubuh atau satu bangunan.
Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-kasih dan sayang, bagaikan satu badan. Apabila salah satu anggota badan menderita sakit, maka menjalarlah penderitaan itu ke seluruh tubuh hingga tidak dapat tidur dan demam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang muslim bersaudara dengan sesama Muslim lainnya, tidak boleh menganiaya dan tidak boleh dibiarkan dianiaya orang lain. Dan barangsiapa yang menyampaikan hajat saudaranya niscaya Allah menyampaikan hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan kesukaran seorang muslim di dunia, niscaya Allah membebaskan kesukarannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutup aurat kejelekan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat. ( HR. Bukhari Muslim)

5.    Tidak Menghina Sesama Muslim
Seorang muslim adalah saudara kepada sesama muslim lainnya, tidak boleh dikhianati, tidak boleh didustai dan tidak boleh dibiarkan dihina orang. Semua hak seorang muslim kepada sesama muslim lainnya, haram kehormatanya, harta kekayaan dan darahnya. Taqwa adalah di sini (Rasulullah saw sambil menunjuk dada) cukup bagi seseorang termasuk dalam suatu kejahatan, kalau ia menghina saudaranya sesama Muslim. (HR. Tirmidzi)

6.    Mencintai sesama muslim, hendaknya seperti mencintai dirinya sendiri.
Tidak  sempurna iman seseorang, sebelum ia mencintai saudara seperti mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari-Muslim).

7.    Shodaqoh

وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا [١٧:٢٦]

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Al-Isra’: 26)

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [٢:٢٦١]الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٢:٢٦٢]قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى ۗ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ [٢:٢٦٣]

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (261). Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (262). Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqarah : 261-262)

8.    Tolong Menolong Dalam Kebaikan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [٥:٢]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah : 2)



Akhlak Seorang Muslim Terhadap Non Muslim
Menurut Agama

1.        Mewujudkan kasih sayang kepada seluruh alam (termasuk kepada orang luar islam)
Dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan menjadi rahmat bagi sesama alam. (QS. Al-Anbiya’)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An- Nahl [16]: 125)

2.        Tidak boleh menghina sesembahan mereka
Dan janganlah kamu memaki, sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembalinya mereka, lalu Dia memberitakan kepada apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS al An’am 6:108)

3.        Memaafkan mereka dan Adil
Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran, setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari dirinya sendiri, setelah nyata begi mereka kebenaran. Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintahNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqoroh [2]:109).



4.        Menepati janji dengan mereka, sepanjang mereka menepati janji
Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu), kamu tidak akan menumpahkan darah, membunuh orang, dan kamu tidak mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamnmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. (QS. Al-Baqoroh [2]:84)
Mudah-mudahan Allah, menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi diantara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha pengampun lagi maha Penyayang. (QS. Al-Mumtahanah [60]:7)

5.        Senantiasa Berbuat Adil
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap oarang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah [60]:8)

6.        Tidak menjadikan Non Muslim Teman Akrab Jika Menghalangi Kemajuan Islam
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan orang yang mengusir kamu dari negerimu dan membantu(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang- orang yang dzalim. (QS. Al-Mumtahanah [60]:9)

7.        Tidak Membalas Salamnya, dengan Salam Seperti kepada Muslim
Janganlah mendahului orang yahudi atau kristen dengan salam dan apabila kamu berpapasan di jalan, maka paksakan mereka ke tempat yang sempit (paksakan mereka yang halus ke tepi). (HR. Muslim)


8.        Tidak Menyakiti Kafir Zimmi
Barangsiapa yang menyakiti orang kafir zimmi maka Allah menjadi musuhnya, dan barangsiapa yang menjadi musuhKu, maka Aku akan memusuhinya pada hari kiamat. (Hr. Al-Khatib)
9.        Tidak Nikah dengan Non Muslim, Kecuali Pria Muslim dengan Wanita Ahlul Kitab
Janganlah kamu menikahkan oarang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu’min) sebelum mereka beriman, sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (Qs. Al-Baqarah [2]:221)

10.    Tidak memberikan warisan
Tidak saling mewarisi antara dua pemeluk agama berbeda.( HR. Ahmad dan Tirmizi)
Orang Islam tidak menerima waris dari orang yang bukan islam, dan orang yang bukan islam tidak menerima waris dari orang islam. (HR. Bukhari dan Muslim)

11.    Tidak Menjadikan Non Muslim Sebagai Wali (Pemimpin, Pelindung/ wilayah dan bitbonab)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu karena mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemadharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka  lebih besar lagi. Sungguh Kami terangkan kepadamu, ayat-ayat (kami) jika kamu memahaminya. (QS. Ali ‘Imran [3]:118)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan nyata bagi Allah (untuk menyiksamu). (QS. An-Nisa [4]:144)
12.    MELAYAT JENAZAH NON MUSLIM

Dalam masalah ini, Syekh Muhammad Kamil Uwaidah dalam kitabnya Al- Jami’ fi Fiqh al-Nisaa’ menjelaskan, hukum melayat (bertakziyah) untuk jenazah non-Muslim dibolehkan. Demi kian pula kalau orang non-Muslim itu sakit,kita dianjurkan untuk menjenguknya.
Anas bin Malik RA meriwayatkan, “Ada anak seorang Yahudi yang meng abdi kepada Nabi SAW. Suatu hari, dia jatuh sakit dan kemudian Rasul menje nguknya.” Hal yang sama juga dilakukan Nabi Muhammad SAW ketika pamannya, Abu Thalib, meninggal du nia. Pendapat senada tentang kebo lehan umat Islam untuk mengunjungi saudara non-Muslim yang sedang sakit, telah diputuskan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah. Dalam buku Tanya Jawab Agama (1), dijelaskan, tidak ada larangan bagi umat Islam untuk melayat jenazah orang non- Muslim. Yang ada larangannya ialah menyalatkan dan mendoakannya.
“Dari Sahabat Ali ra, ia berkata, ‘Aku mengatakan kepada Nabi bahwa pamannya (Abu Thalib) yang sudah tua dan sesat itu meninggal dunia.’ Rasul kemudian bersabda, ‘Pergilah engkau menguburkan bapakmu dan jangan berbuat apa-apa (yang sifat ibadahnya), sampai engkau datang kepadaku lagi.’ Maka, Ali berkata, ‘Aku pun pergi menguburkannya dan kemudian datang menjumpai Rasul SAW yang menyuruh aku mandi dan aku didoakannya.’”
Dalam salah satu riwayat disebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berdiri untuk menghormati jenazah non-Muslim yang diantar me nuju ke pemakaman. Ketika sahabat memberitahukan bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi, Rasul mengata kan bahwa beliau berdiri bukan untuk menghormati agama dari si mayit, melainkan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

13.  MENGHADIRI WALIMAH NON MUSLIM
Pada dasarnya dibolehkan bagi seorang muslim menghadiri pernikahan seorang non muslim dengan syarat adanya kemaslahatan syar’i, tidak ada acara-acara keagamaannya didalamnya, bersih dari simbol-simbol atau gambar-gambar yang menjadi ciri khas agamanya.
Sedangkan jika pernikahannya dilangsungkan di gereja atau aulanya maka dilarang bagi seorang muslim menghadirinya dikarenakan selain ada kemungkinan tidak bersihnya tempat tersebut dari simbol-simbol dan gambar-gambar yang menjadi ciri khas agamanya juga untuk menghindari terjadinya fitnah, seperti : terpengaruh oleh acara-acaranya, atau oleh suasananya atau yang lainnya.

Akhlak Kepada Non Muslim Menurut Etika
1.     Toleransi
Toleransi dalam kehidupan beragama ini juga seyogianya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menghormati praktik beragama pemeluk lain. Ketika, misalnya, pemeluk agama Kristen sedang menjalankan ritual misa di hari minggu maka seluruh muslimin dilarang menggangu atau mengusik kekhusyukan ibadah tersebut. Sebaliknya, ketika seorang kaum muslimin sedang menunaikan salat, maka pemeluk agama lain dilarang melakukan tindakan yang bisa mengusik ketenangan beribadah. Hendaknya masing-masing saling menghargai. Karenanya, praktik toleransi yang diterapkan oleh sebagian masyarakat Indonesia ini sangat baik. Ketika sedang marak-maraknya pengeboman gereja-gereja oleh kalangan yang tidak bertanggung jawab, maka di malam natal, pasukan Banser bersama Polisi turut serta menjaga keamanan. Potret toleransi yang sangat tinggi.

2.    Mengucapkan selamat hari raya pada non muslim
Ustadz Yajid Kalam, manajer DIvisi Pelayanan dan Dakwah ITB, mengungkapkan bahwa dalam sudut pandang Islam sendiri ada dua pendapat. Pendapat pertama yaitu yang memperbolehkan, yang kedua yaitu yang tidak memperbolehkan.Yang mengatakan boleh memandang bahwa ucapan selamat itu hanya sekadar bagian dari pergaulan sosial, sehingga boleh-boleh saja. Sementara yang mengatakan tidak boleh berpendapat bahwa apabila hari raya itu berkaitan dengan keyakinan, maka ketika kita mengucapkan selamat, artinya sama dengan mengakui keyakinan tersebut. Sedangkan dalam Islam sendiri untuk urusan keyakinan, umat Islam harus tegas bahwa ini keyakinanku, itu keyakinanmu.


Akhlak Menurut Budaya Sesama Muslim dan Non Muslim
Konteks dalam budaya ini adalah budaya jawa

1.Tegur sapa
a.       ketika berjalan melewati suatu rumah yang ada orangnya (entah sedang duduk atau menyapu halaman) kita mengucapkan klamit, nderek langkung, nuwun sewu, yang semua itu diartikan ‘permisi’ dengan membungkukkan badan atau menundukkan kepala.
b.      Orang yang duduk atau sedang menyapu biasanya menyapa orang yang sedang berjalan dengan monggo pinarak (singgah terlebih dahulu) untuk basa basi.
c.       Mengucapkan kulo nuwun ketika bertamu.

2.Memberikan sumbangan
Di Jawa khususnya, memberika sumbangan adalah produk budaya yang sudah turun temurun. Sumbangan ini diberikan kepada orang yang memiliki hajatan (pernikahan, kelahiran anak, khitanan, orang meninggal). Akan tetapi perlu diketahui bahwa terdapat keironisan dalam sumbangan ini, karena ketika menyumbang orang yang kurang terpandang mereka memberikan uang yang tergolong sedikit dipandang dengan orang yang lebih terpandang dan ketika menyumbang orang meninggal mereka akan memberikan yang lebih sedikit lagi. Ini budaya yang terjadi di sekitar kita.

3.      Hajatan (Sesama muslim)
Di Jawa hajatan yang biasanya dilakukan secara bergotong royong, kita wajib menghadirinya, memberikan bantuan yang bisa kita bantu. Ini terjadi di wilayah pedesaan, ibu bapak kita yang biasanya membantu hajatan trersebut, ibu yang membantu memasak dan ayah yang membantu mendirikan tenda dll. Nah apabila kita tidak bergotong royong maka akan ada sanksi dari lingkungan sekitar (dicemooh, digunjing) akan berdampak pada hajatan yang akan kita miliki (tidak dibantu orang), akan tetapi ini akan terjadi ketika kita tidak menghadiri hajatan-hajatan berulang kali. Nah ketika ada hajatan kita ikut senang didalamnya. Mengucapkan selamat menempuh hidup baru misalnya untuk orang yang menikah. Selamat menjadi orangtua yang baru kepada orang yang baru saja melahirkan.