BERANDA

Monday, February 16, 2015

Kesuksesan Seorang Mahasiswa+Santri di Kota Pelajar

Kesuksesan Seorang Mahasiswa+Santri di Kota Pelajar
Berawal dari sebuah penerimaan SNMPTN ku memulai menginjakkan kakiku di Yogyakarta. Kota dimana banyak orang-orang sukses yang bertempat disini. Kota ini sering disebut kota pelajar, kota budaya, maupun kota istimewa. Kota ini yang dulunya hanya sebuah anganku tapi sekarang akhirnya aku bisa menginjakkan disini. Sudah 2 semester aku di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dimana universitas paling merakyat dengan rakyat Indonesia, dalam artian murah tapi bukan murahan. Semua fasilitaspun ada disini, semua teknologi juga maju, apalagi perpustakaannya nomor 1 se-Indonesia, cara meminjampun tidak diperlukan petugas. Gedung berlantai 4, Ruang kelas yang begitu nyaman untuk belajar, dosen yang ramah-ramah pula. Yang tidak akan terlupakan yaitu teman-teman yang selalu menemaniku dari awal aku masuk kelas yaitu kelas PAI B. Teman-teman yang bisa menerima apa adanya seorang teman, teman-teman yang kocak tapi tidak melupakan etika seorang calon guru, kita bebas tapi kita tetap menjaga etika. Kekompakannya yang membuatku senang ketika bersama-sama mereka.
 Aku tinggal disebuah pondok yang begitu besar di Yogyakarta, yaitu pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Di PP Wahid Hasyim ini aku memulai belajar agama lebih dalam. Alhamdulillah aku bisa memulai belajar dari kelas Ula Madrasah Diniyah PP Wahid Hasyim, kelas yang belum tinggi dan tidak juga kelas paling bawah. Walaupun teman-teman 1 kelas kuliahku banyak yang Madin nya lebih tinggi dariku tapi aku tidak merasa minder, aku tetap bangga apa yang ku jalani saat ini. Tapi dengan ketekunanku dalam belajar dan ketawadu’anku akhirnya saat UTS aku bisa mendapatkan peringkat 2. Walaupun itu tidak berarti bagi orang lain tapi aku tetap bangga atas usahaku tersebut. Walaupun yang lain  nilainya bagus-bagus hasil nyontek tak apalah ku tidak terpengaruh sama mereka. Walaupun nilaiku jelek toh itu hasil fikiranku sendiri. Lebih baik hasil sendiri walaupun nilai jelek dari pada nilai bagus hasil nyontek.

Tidak mungkin perjalananku disini lancar-lancar saja, pasti ada hambatan-hambatan. Tapi dengan keikhlasan dan kesabaran semua itu bisa ku jalani sampai saat ini. Alhamdulillah di semester 3 aku di beri oleh Allah nilai yang begitu memuaskan, tidak hanya itu saja di pondok pun aku tak kalah berhasilnya. Alhamdulillah di kelas Wustho C semester 1 aku mendapat peringkat 1. Alhamdulillah juga di tahun 2015 ini aku dipercaya menjadi ketua asrama An-Nisa PP. Wahid Hasyim. Perjuanganku tidak berhenti disitu saja. Aku memulai dengan berkarir di luar pondok, aku memulai dengan mengajar BTAQ di SD IT SALSABILA BANGUNTAPAN, sangat bersyukur sekali di tahun ini. Semua ini ku jalani dengan Ikhlas dan Bersungguh-sungguh. Bersambung....

Resume Kepemimpinan dalam Pendidikan


IDENTITAS BUKU
Judul                             : Kepemimpinan Pendidikan
Pengarang                     : Rohmat, M. Ag, M. Pd
Penerbit                         : Cahaya Ilmu
Tahun Terbit, Cetakan  : 2010, Cetakan I
Tebal Buku                   : 161 Halaman

BAB I
TEORI KEPEMIMPINAN
Menurut Fleishmen, Halpin, dan Winer, Hempil, dan Trons, para pengikut memandang perilaku atasnya dapat dikategorikan menjadi dua yaitu “consideration” dan “Initiating Structure”. Consideration merupakan perilaku pemimpin yang ramah dan mendukung, memperhatikan pengikut serta memperhatikan kesejahteraan mereka. Sedangkan dalam perspektif “Initiating Structure”, struktur memprakarsai adalah perilaku pemimpin yang menentukan dan menstruktur perannya sendiri dan peran dari pengikut ke arah pencapaian tujuan-tujuan formal kelompok.
Persyaratan ideal bagi pemimpin menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut:
1.      Mental dan fisik yang enenrgik
2.      Emosi yang stabil
3.      Pengethauan human relation yang baik
4.      Motivasi personal yang baik
5.      Cakap berkomunikasi
6.      Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan
7.      Ahli dalam bidang sosial.
Perubahan  kepemimpinan dari instruktif menjadi motivator penting untuk dilakukan, perubahan pemimpin demikian menuntut sebuah konsekuensi sikap yang mendasar. Pemimpin yang menjadikan dirinya sebagai motivator adalah pemimpin yang memiliki good character. Perilaku kepemimpinan yang memotivasi bawahan akan mendasar bahwa kepentingan organisasi sebagai kepentingan bersama.
Terdapat beberapa model dalam teori kepemimpinan yang mendasarkan pada tipologi pemimpin. Karakter pemimpin dapat dikaji melalui multi perspektif yaitu meliputi perilaku mendasar yang telah dimiliki oleh pemimpin yang akhirnya melahirkan teori perilaku maupun yang didasarkan pada kualitas pribadi pada konteks situasi tertentu dan akhirnya melahirkan teori situasional.
1.      Teori Perilaku
Secara garis besar studi tentang kepemimpinan dibedakan menjadi tiga pendekatan utama yaitu 1) pendekatan sifat, mendasarkan pada sifat-sifat yang membuat seseorang berhasil. Kepemimpinan dipandang sebagain sesuatu yang banyak mengandung unsur individu. 2) pendekatan perilaku, studi ini menfokuskan pada perilaku yang spesifik dari pemimpin dalam rangka aktifitas untuk mempengaruhi para pengikut. Adapun beberapa studi pendekatan perilaku antara lain: Study kepemimpina universitas Ohio, penelitian ini mendapat gambaran tentang dua dimensi utama dari perilaku pemimpin yang dikenal sebagai pembuat inisiatif (initiating structure) dan perhatian (consideration). Studi kepemimpinan Universitas Michingan, penelitian ini mengidentifikasikan dua konsep yang disebut orientasi pengikut dan produksi.
2.      Teori situasional
Pendekatan situasional, kepemimpinan lebih menekankan pada fungsi situasi dari pada kualitas pribadi, dan merupakan kualitas yang timbul karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Adapun beberapa studi kepemimpinan dengan pendekatan situasional adalah: teori kepemimpinan kontingensi, menyebutkan bahwa seorang menjadi pemimpin bukan hanya faktor kepribadian tetapi faktor situasi dan saling hubungan antara pemimpin dengan situasi. Teori kepemimpinan tiga dimensi, menganggap bahwa terdapat tiga dimensi yang dapat dipakai untuk menentukan gaya kepemimpinan yaitu perhatian pada produksi atau tugas, perhatian pada orang dan dimensi efektifitas.

BAB II
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
Kepemimpinan dan manajemen adalah dua konsepsi yang berbeda. Manajemen adalah seperangkat proses yang dapat menjaga sistem yang komplek yang teridiri dari orang dan teknologi yang berjalan secara perlahan. Aspek-aspek terpenting dalam manajemen meliputi perencanaan, penganggaran, organizing, staffing, pengawasan, dan pemecahan masalah.
Kepemimpinan adalah seperangkan proses untuk menciptakan organisasi ditempat pertama atau mengadaptasikannya pada lingkungan yang berubah secara signifikan. Kepemimpinan melakukan proyeksi seperti apakah masa depan yang direncanakan, membimbing personel organisasi sesuai dengan visi, dan memberi inspirasi kepada semua personel sekolah dalam merealisasikan visi.
Tugas manajer yaitu melakukan sesuatu dengan benar, menyukai efisiensi, menjalankan dan memelihara efektivitas, fokus pada sistem dan stuktur, tergantung pengawaasan, organisasi dan staf, menekankan taktik, struktur dan sistem, penekanan pada jangka pendek, menekankan pada bagaimana dan kapan, menerima status quo, fokus pada sekarang, memandang ada yang sekarang, mengembangkan tahapan secara detail dan terjadwal, mencari hal yang bisa diprediksi dan keteraturan, manajer menghindari resiko, memotivasi orang dan menuruti standar kerja yang telah ada, mempengaruhi para bawahan, memerlukan orang lain untuk menuruti, melaksanakan secara organisasional aturan-aturan, kebijakan dan prosedur, dan memberikan jabatan.
Tugas leader yaitu melakukan hal yang benar, menyukai keefektifan, mengembangkan aktivitas, fokus pada orang, tergantung kepercayaan, memimpin orang dengan arahan, menekankan filosofi, nilai-nilai kebaikan, dan tujuan, penekanan pada jangka panjang, menekankan pada apa dan bagaimana, menolak status quo, fokus pada masa depan, memandang jauh ke depan, mengembangkan visi dan strategi, mencari perubahan, mengambil resiko, memotivasi orang untuk berubah, mempengaruhi secara hubungan perseorangan, menjadikan orang lain mengikuti, menjalankan sesuatu tidak secara organisasional, aturan kebijakan, dan prosedur, dan inisiatif pemimpin.
Burt Nanus menggambarkan visi sebagai strategi idealisasi masa depan yang menarik, bagi suatu institusi (Organization). Ide dan kreatifitas pemimpin memberi kekuatan dalam mempengaruhi budaya organisasi masa depan dan dapat ditempuh melalui skills (keteramplan), bakat (talents), dan sumber daya (resources) yang menjadikan nyata dan menunjukkan jalan bagi semua yang ingin memahami seperti apa institusi dan mau dibawa kemana arah institusi.
Pandangan perilaku budaya organisasi sebagaimana disebtu Bolman dan Deal sebagai “bingkai sumber daya manusia”yang pertama kali berbeda dengan model rasional dengan menekankan sisi manusia pada organisasi, dan menolak perspektif bahwa perilaku kepemimpinan didasarkan pada kebutuhan hidup pribadi,keinginan, nilai-nilai, keterampilan, dan seterusnya.
Rasionalitas dalam pendidikan sebagai suatu model terdiri dari dua segmen yaitu 1) rasioanalitas sebagai permasalahan ilmu pengetahuan, dan 2) rasionalitas sebagai permasalahan kepentingan dan nilai.

BAB III
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan pemimpin pendidikan dalam mempengaruhi guru, staf administrasi dan siswa dalam mencapi tujuan pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki pendidikan.
Perilaku pemimpin pendidikan menjadi suri tauladan bagi semua personel pendidikan yang pada akhirnya dapat tercipta budaya pendidikan yang lebih maju. Pencipttpuaan budaya belajr dapat dimulai dari transformasi kepemimpinan pendidikan. Implikasi lebih jauh, transformasi kepemimpinan pendidikan dengan mengikuti paradigma baru yang lebih berorientasi pada pemberdayaaan personel sekolah akan membawa dampak perubahan yang sangat signifikan terhadap mutu output pendidikan.

BAB IV
GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Gaya kepemimpinan diantaranya 1) gaya kepemimpinan transformatif yaitu gaya kepemimpinan pendidikan lebih terlihat pada pola-pola yang dikembangkan dalam berbagai kenijakan yang ditempuhnya dalam menjalankan kepemimpinan. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam melakukan semua kebijakan pendidikan yang meliputi pengadaan pembinaan terhadap semua personel pendidikan, pelaksanaan program-program pendidikan, serta berbagai bentuk realisasi program itu sendiri.
2) gaya kepemimpinan partisipatif atau disebut dengan gaya kepemimpinan demokratik merupakan gaya kepemimpinanyang menitikberatkan pada usaha seorang pemimpin dalam melibatkan partisipasipara pengikutnya dalam setiap pengambilan keputusan. Dampak positif yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan partisipatif, para prngikut memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi karena keterlibatannya dalam pengambilan keputusan. Pemimpin partisipatif akan lebih merasa diuntungkan dalam menjalankan semua rencana (planning) yang telah ditetapkan, hal ini karena ditopang dari kinerja para pengikutnya. Pemimpin partisipatif memandang peran dirinya selaku koordinator dan intergrator terhadap berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga terjadi kinerja yang sinergis dalam memcapai komitmen bersama.
3) gaya kepemimpinan otokratik, pada gaya kepemimpinan ini menitikberatkan pada otoritas pemimpin dengan mengesampingkan partisipasi dan daya kreatif para pengikut. Gaya kepemimpinan pendidikan yang otokratik sanagat mengesampingkan kemampuan guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap kebijakan yang ditempuhnya. Pemimpin yang bergaya otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang bertujuan pada pembenaran segala tindakan yang ditempuhnya untuk mencapai tujuan.
Pemimpin yang bergaya otokratik mempunyai berbagai sikap antara lain: a) memperlakukan para pengikut sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, sehingga kurang menghargai harkat dan martabat mereka. b) mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaiaan tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut. c) mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
 4) gaya kepemimpinan laissez faire, karakteristik utamanya yaitu persepsi tentang peranan, nilai-nilai yang dianut, sikap dalam hubungannya denga para pengikut, perilaku organisasi dan gaya kepemimpinan yang biasa digunakan. Seorang pemimpin, hanya berkisar seputar pandangan dirinya yang menganggap bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya.para anggota organisasi terdiri daari orang-orang yang telah mampu mengetahui apa yang menjadi tugas organisasi, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, tugas apa yang harus diuraikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu terlalu terlalu sering melakukan intervensi dalam organisasi

BAB V
TUGAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer adalah tidak lepas dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan usaha anggota oragnisasi serta memberdayakan sumber daya yang telah tersedia secara optimal guna mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai leader, lebih mengarah pada pola penyadaran bagi personel pendidikan, sebagi penentu visi dan misi pendidikan, membimbing, koordinasi kegiatan, dan pembinaan bagi personel pendidikan.
Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator lebi banyak pada tugas pemimpin sebagai figur yang menjadi panutan para pengikut.
Seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut : mengambil keputusan, mengembangkan informasi, memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota, memberi dorongan dan semangat pada anggota, bertanggung jawab atas semua aktivitas kegiatan, melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan, dan memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi.
Tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Yang berkaitan dengan kerja daintaranya mengambil inisiatif, mengatur langkah dan arah, memberikan informasi, memberikan dukungan, memberi pemikiran, dan mengambil suatu kesimpulan. b. Yang berkaitan dengan kekompakan anggota diantaranya mendorong, bersahabat, bersikap menerima, mngungkapkan perasaan, bersikap mendamaikan, berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat, memperlancar pelaksanaan tugas dan memberikan aturan main.
BAB VI
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA ORGANISASI
Atribut organisasi yang diperlukan untuk mengembangkan kepemimpinan diperlukan untuk membudayakan personel organisasi. Organisasi yang banyak melakukan pendelegasian kekuasaan kepada tingkat yang lebih rendah, memiliki keunggulan dalam melakukan manajemen. Sehingga personel organisasi diberdayakan menangani tanggung jawab dengan baik.
Penciptaan budaya organisasi adalah merupakan sebuah latihan dalam transformasi kepemimpinan pendidikan melalui meningkatkan urgensi pengembangan organisasi, menciptakan koalisi pemandu, dan seterusnya.
Sacrameto menggambarkan relasi kepemimpinan, pembelajaran dan pengajaran adalah menjadi keterkaitan antara kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang leader dalam institusi pendidikan maupun guru sebagai leader bagi anak didiknya.
Organisasi belajar adalah bagaimana individu belajar. Kim menunjukkan definisi belajar yaitu memperoleh pengetahuan atau keterampilan.
Efek kepemimpinan terhadap organisasi belajar secara tidak langsung berpengaruh terhadap personel sekolah, struktur, dan proses pendidikan. Perubahan dalam kemampuan akademik, mengacu pada perubahan dalam kondisi pendidikan yang mendukung penyediaan pengajaran dan pembelajaran yang efektif dan memungkinkan pembelajaran efektif. Perubahan dalam kapasitas akademik secara langsung dan secara signifikan berkaitan dengan (a) pertumbuhan belajar siswa dan (b) persepsi siswa. Perubahan dalam kepemimpinan pendidikan akan tergantung pada komposisi dan pemimpin pendidikan serta stabilitas siswa.
BAB VII
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Efektivitas kepemimpinan pendidikan lebih didasarkan pada efektivitas pembelajaran yang dilakukan sekolah. Faktor utama maju atau tidaknya sekolah lebih mendasarkan pada prestasi akademik dan non akademik yang telah dicapai oleh sekolah. Salah satu kriteria kepemimpinan pendidikan efektif jika telah terjadi pemberdayaan guru untuk melakukan proses pembelajaran yang baik.

Secara garis besar efektivitas kepemimpinan pendidikan dapat diukur apabila dapat mewujudkan berbagai hal berikut: 1) kepemimpinan berorientasi pada personel pendidikan (guru, staf, administrasi, dan siswa). (2) komitmen pada personel pendidikan dalam mencapai tujuanpendidikan. (3) adanya perkembangan yang konstruktif dalam personel pendidikan. (4) kinerja personel pendidikan yang cukup tinggi. (5) kesiapan pendidikan dalam menghadapi tuntutan perubahan. (6) adanya kepuasan personel pendidikan terhadap kepemimpinan pemimpin pendidikan. (7) pengembangan SDM guru, dan staf administrasi. (8) peningkatan kreatifitas personel pendidikan.dan  (9) pemberian perhatian yang tinggi terhadap para personel pendidikan.

RESENSI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

BAB I
IDENTITAS BUKU
Judul buku                  : Psikologi Perkembangan
Pengarang                   : Desmita
Penerbit                       : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun terbit                 : Oktober 2013
Cetakan                       : Cetakan Kedelapan
Kota terbit                   : Jl. Ibu Inggit Garnasih No. 40, Bandung 40252
Jumlah halaman           : 285 Halaman
ISBN                           : 979-692-385-8
Buku yang ditulis oleh Desmita merupakan buku untuk memperlancar perkuliahan dan sekaligus memperkaya khasanah pengetahuan bagi para pendidik dan calon pendidik. Tujuan utama adalah agar mahasiswa memahami secara mendalam tentang Psikologi Perkembangan diantaranya dalam memahami kondisi-kondisi umat Islam yang memerlukan pendidikan secara khusus dalam kaitannya dengan upaya pendidikan di Indonesia pada umumnya.
BAB II
ISI BUKU
1.      Pengertian, hakikat, tujuan, manfaat, akar historis psikologi perkembangan dan isu-isu penting dalam psikologi perkembangan
2.      Teori dan metode psikologi perkembangan
3.      Perkembangan masa prenatal dan kelahiran
4.      Perkembangan masa bayi
5.      Perkembangan masa kanak-kanak awal
6.      Perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak
7.      Perkembangan masa remaja
8.      Perkembangan masa dewasa dan tua.
BAB III
URAIAN
Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span), yang biasanya dimulai sejak konsepsi hingga menjelang mati.
Perkembangan (development) yaitu keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Pertumbuhan yaitu satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan, kematangan (growth) yaitu merupakan potensi yang di bawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Perubahan (change) tidak memperngaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana ia hidup.
Tujuan psikologi perkembangan yaitu memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-ciri universal, mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu, mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda, dan memperlajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang.
Manfaat psikologi perkembangan yaitu pengetahuan tentang perkembangan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja, pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku anak, pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita mengenal kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai, dan studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
Teori perkembangan adalah teori yang difokuskan pada perubahan antar waktu (change over time). Teori perkembangan teridiri dari teori psikodinamik, teori psikoseksual freud, teori psikososial erikson, teori kognitif, teori pemrosesan informasi, teori kontekstual, teori etologis, teori ekologis, teori behavior dan belajar sosial, dan pavlov dan kondisioning klasik.
Metode penelitian psikologi perkembangan menurut Monks, Knoers, dan Haditono ada 2 yaitu pendekatan yang lebih umum dan metode yang lebih spesifik. Pendekatan yang umum diantaranya pendekatan cross-sectional, longitudinal, sekuensial, dan cross-cultural. Sedangkan metode yang lebih spesifik yaitu metode observasi, metode eksperimen, metode klinis, dan metode tes.
Perkembangan masa prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Tahap- tahap perkembangan masa prenatal yaitu tahap germinal, tahap embrionik, dan tahap janin.
Kelahiran lebih difokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pasca lahir, kondisi lingkungan pralahir, dan sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. Tahap-tahap kelahiran yaitu pertama, terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga 1 menit. Kedua, dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Ketiga, setelah bayi lahir.
Perkembangan masa bayi yaitu 2 tahun pertama dari periode pascanatal. Perkembangan fisik bayi berlangsung sangay ekstensif. Pada saat lahir bayi mempunyai anjang rata-rata 20inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg. Pada masa bayi terlihat gerakan-gerakan spontan yang disebut refleks.
Perkembangan masa anak-anak awal berlangsung umur 2 tahun sampai 6 tahun. Pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Dunia kognitif anak berkembang pesat, makin kreatif, bebas dan imajinatif.
Perkembangan masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan kelanjutan dalam masa awal anak-anak. Merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira 2 tahun menjelang anak menjadi matang secara seksual, pada masa ini pertumbuhan berkembang pesat. Pada masa ini disebut periode tenang. Pertumbuhan koginitif anak juga mengalami pertumbuhan yang pesat.
Perkembangan masa remaja dikenal dengan istilah andolence. Batas usia remaja yang umum digunakan para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.
Kedewasaan menurut para ahli psikolog menetapkan usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai sekitar usia 40-45 dan pertengahan masa dewasa berlangsung sekitar 40-45 sampai sekitar usia 65 tahun. Pada awal dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Proses kognitif masa dewasa dan usia tua meliputi perkembangan pemikiran postformal pada masa dewasa individu mulai menata pemikiran opersional formal mereka. Kognitif terus berkembang selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimana pun tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada peningkatan potensi., perkembangan memori pada imasa dewasa dan usia tua ini mengalami penurunan dalam daya ingat, dan perkembangan intelensi pada masa dewasa dan usia tua ini terjadi kemunduran dalam intelegensi umum.


BAB IV
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Sebagaimana buku pokok dan buku pada umumnya, buku ini pun tidak luput dari kelebihan dan kekurangan. kelebihannya dapat menunjang pada proses belajar mengajar. Buku Psikologi Perkembangan merupakan sarana pendidikan yang berguna dan bermanfaat untuk kelancaran perkuliahan, karena buku ini dirancang dan disusun berdasarkan kebutuhan. Penulis sangat pandai dalam memilih referensi buku, tidak asal-asalan dalam mengutip, Buku ini tersusun secara sistematis sehingga memudahkan dalam membaca, Buku ini dapat menambah pengetahuan kita tentang Psikologi Perkembangan, Buku ini membantu kita untuk berpikir tentang suatu permasalahan Psikologi Perkembangan, Cover bukunya menarik. Kekurangan dalam buku ini kurang lengkapnya pembahasan yang ada didalamnya dan bahasa yang digunakan kurang efektif.