BERANDA

Thursday, June 26, 2014

Cita – Cita Dunia

cita – cita Dunia
 hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin
berikut ini sekedar contoh citaelum cita-cita dunia,
1.      Memiliki hati yang bersih (salimul aqidah). Karena ia merupakan modal segala modal sebelum yang lainnya.
2.      Dapat mampu beribadah dengan baik dan benar (shahibul ibadah) sebagai rasa syukur dan membuka pintu-pintu kebaikan dan kebahagiaan yang lebih besar.
3.      Memiliki penghasilan tang cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan menghindarkan diri dari kahinaan.
4.      Memiliki pekerjaan dan dapat meningkatkan kulitas pekerjaan dan karir (‘amal) serta penghasilan.
5.      Terjaga kesehatan (qowiyul jism) sehingga bisa merasakan kenikmatan hidup. Karena kesehatan merupakan harta yang tak ternilai harganya dan mahkota yang luuhur derajatnya.
6.      Memiliki peningkatan keuangan dan rasa aman (qodirun ‘ala kasb) dari tekanan hutang dan penguasaan orang lain.
7.      Memiliki kendaraan yang baik. “empat sebab kebahagiaan mukmin adalah rumah yang luas, kendaraan yang lancar, lisan yang selalu bersyukur dan istri shalihah”.
8.      Memiliki ketenangan jiwa, keteguhan hati dan kepercayaan diri (mati’nul khuluq) sehingga dapat dengan tulus mempercayai orang lain dan mendapat kepercayaan yang baik.
9.      Dibebaskannya hati dari segala penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan prasangka buruk. Karena semua penyakit hati akan merusak tubuh, akal dan menghinakan pemiliknya pada kenistaan.
10.  Bisa diterima dalam pergaulan (akseptabilitas) karena diakui memiliki kepribadian yang baik dan dapat bergaul dengan orang lain (ukhuwah).
11.  Kebahagiaan dan kedamaian akal budi (akal sehat). Yakni terpeliharanya kehormatan akal, pikiran, berkembangnya wawasan sehingga mampu menempatkan diri dengan pas di ranah kehidupan. Ini dapat dicapai dengan pengembangan diri (taqwiimudz dzaat) dan pendidikan diri (tarbiyah dzatiyah).
12.  Memiliki kebebasan dalam menentukan sasaran dan arah hidup, serta keteraturan program diri (munadzoman fi syu’nihi). Bebas mengaktualisasikan dirinya dan mengekspresikan kepribadiannya dengan baik.
13.  Memiliki kedisiplinan diri yang dapat diandalkan untuk meniti kesuksesan yang lebih besar dan dapat menguasai diri (mujahiduna linafsi) dalam menghadapi masalah.
14.  Mendapat limpahan cinta dan penghargaan dari orang sekelilingnya. Selalu dalam semangat untuk mencintai dan dicintai.
15.  Memiliki waktu-waktu untuk berkarya dan menuangkan gagasan menjadi amal unggulan disertai rasa tanggung jawab (mas’uliyah) yang besar.
16.  Memiliki jaringan luas dalam pergaulan, banyak memiliki kawan dan erat dalam persahabatan.
17.  Memiliki kedewasaan dalam menentukan peran dan memiliki kematangan secara alturistik (bermanfaat bagi orang lain, naafi’un lighairi) dan menjadi tua secara mulus.
18.  Tulus dalam berbagi, berbakti, mengabdi dan memberi sehingga hati benar-benar memiliki kebaikan diri sebagai investasi dan tidak tamak dengan apa yang dimiliki orang lain.
19.  Mampu mengambil peluang-peluang kebaikan yang ada untuk meningkatkan kredit point di hadapan Allah dan kewibawaan di hadapan manusia.
20.  Memiliki kemampuan mengambil hikmah dan ibrah dari setiap peristiwa serta dapat mengaitkan hidup dengan kematian. Ini akan meneguhkan prinsip, membuka ketenangan bathin, kebenaran jiwa dan menghasilkan kebesaran cita-cita.
21.  Menjadi pribadi penting yang excellent, dibutuhkan dan diperhitungkan untuk berperan. Tetapi juga siap menerima orang lain untuk memimpin dan dipimpin. Inilah makna hikmah “tawadhu’ terhadap kebenaran”.
22.  Mampu berjihad di jalan Allah dengan segenap potensi yang dimilikinya sehingga dapat hidup bahagia dengan apa yang ada dan dapat meraih husnul khatimah di akhirnya. Syahid di jalan Allah.
Itulah beberapa contoh sederhana cita-cita penulis paparkan.
Raih cita-cita akhirat
“kini jiwa ini merindukan surga...”
(umar bin abdul aziz)
Setiap manusia akan di bangkitkan berdasarkan amal di akhir hayatnya, “innamal a’malu bilkhawaatimi....”sesungguhnya amal seseorang itu dilihat pada akhirnya”.
Lalu , apa cita-cita akhirat yang bisa kita rintis?
Berikut  contoh obsesi yang mestinya kita miliki:
Fokuskan diri untuk meraih cita
Sering saya teringat nasyid dari The dzikir, judulnya diantara dua cinta. Syairnya begini nich :
                Apa yang ada jarang di syukuri
                Apa yang tiada sering di risaukan
                Dunia ibarat air laut
                Diminum hanya menambah haus...

No comments:

Post a Comment