BERANDA

Monday, December 26, 2016

Makalah Bimbingan Konseling



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Roda zaman terus melaju, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, dunia terus berkembang. Menghadapi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, timbul reaksi yang beragam. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang nyata dan dapat dirasakan manfaatnya sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia, khususnya di Indonesia tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan ialah salah satu jalur untuk menghadapi tantangan zaman di era globalisasi dan modernisasi saat ini. Perkembangan mahasiswa tentu memiliki keterkaitan erat dengan kepribadiannya. Berbagai permasalahan pada mahasiswa akan memicu sikap dan perilakunya. Dalam segala fasilitas di jenjang perkuliahan, seharusnya mahasiswa mampu mengembangkan berbagai kompetensi, baik berwujud maupun tidak berwujud. Dengan adanya permasalahan itu, peranan bimbingan dan konseling sangat diperlukan di instansi pendidikan.
Bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan kepada inividu agar dapat merealisasikan dan mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya agar lebih baik lagi. Secara garis besar bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu individu dalam mengoptimalkan dirinya. Keberadaan bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup pendidikan sangat penting, khususnya di tingkat perguruan tinggi, bagi seluruhpihak yang ada di dalamnya, khususnya mahasiswa. Dalam lingkungan universitas, dikenal adanya pusat pemberian layanan bimbingan dan konseling, yang dikenal dengan nama Pusat Bimbingan dan Konseling (PBK) yang dijalankan oleh organisasi mahasiswa Pusat Informasi Konseling Mahasiswa (PIK-M). Namun jauhnya jarak pusat bimbingan dan konseling membuat mahasiswa sulit untuk menjangkau dan mendapatkan pelayanan bimbingan itu sendiri.
Seperti halnya yang terjadi diberbagai perguruan tingi, pusat layanan bimbingan dan konseling yang letaknya jauh dari jangkauan mahasiswa, khususnya mahasiswa yang gedung kuliahnya berada jauh dari PBK, membuat pelayanan bimbingan dan konseling tidak berfungsi secara optimal. Hal ini terbukti, di pusat pelayanan bimbingan dan konseling, sangat jarang terjadi kegiatan layanan antara mahasiswa dan orang yang memberikan layanan (konselor). Sehingga tujuan dari bimbingan dan konseling itu tidak dapat terwujud dan terealisasi dengan baik.
Kegaitan bimbingan dan konseling secara keseluruhan mencakup empat bidang, yaitu, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Di dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai bimbingan pribadi.[1]
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian bimbingan pribadi?
2.      Bagaimana ruang lingkup bimbingan pribadi?
3.      Apa saja aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik?
4.      Apa saja bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian bimbingan pribadi.
2.      Mengetahui ruang lingkup bimbingan pribadi.
3.      Mengetahui aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik
4.      Mengetahui bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bimbingan Pribadi
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya dengan baik agar individu itu dapat memecahkan masalahnya sendiri dan dapat mengadakan penyesuaian diri dengan baik.[2]
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.[3]
Sering dikatakan bahwa ciri seseorang adalah kepribadiannya. Dalam khasanah psikologi di antara para ahli belum ada kata sepakat tentang rumusan kepribadian. Para ahli psikologi umumnya memusatkan perhatian pada faktor-faktor fisik dan dan genetika, berfikir dan pengamatan, serta dinamika motivasi dan perasaan. Sejumlah hasil studi memperlihatkan adanya hubungan (meskipun hubungan ini tidak terlalu tinggi) antara bentuk tubuh dengan ciri-ciri kepribadian, dan hasil studi tentang anak kembar menunjukkan adanya pengaruh faktor-faktor genetika terhadap aspek-aspek kepribadian. Demikian pula, pola berfikir (cognitive style) terkait pada ciri-ciri kepribadian.
Wiggins, Renner, Clore dan Rose mengupas tentang kepribadian dengan melihat hakikat tingkah laku dan perkembangannya secara menyeluruh. Para penulis itu melihat perlunya mengkaji faktor-faktor biologis, kenyataan eksperimental pengaruh sosial dan pendekataan psikometrik dalam upaya memahami kepribadian individu. Kenyataan eksperimental menunjukkan bahwa meskipun kepribadian seorang individu adalah unik (artinya yang satu berbeda dari yang lainnya), namun persamaannya juga cukup besar. Persamaan itu antara lain terdapat pada bagaimana ciri-ciri kepribadian itu diperoleh. Unsur pengaruh sosial mengingatkan bahwa sebagai makhluk sosial, kepribadian individu bahkan ditentukan oleh lingkungan sosialnya. Pendekatan psikometrik menjelaskan bahwa kepribadian meliputi suatu organisasi dan sejumlah ciri kepribadian yangdapat dipilah-pilah dan dapat diukur. Pemahaman terhadap kepribadian seseorang dapat melalui pengukuran terhadap ciri-ciri kepribadiannya.
Meskipun Hothersall mencoba merumuskan kepribadian sebagai “predisposisi (kecenderungan) cara mereaksi yang secara relative stabil pada diri individu”, namun dapat dipahami bahwa kepribadian klien di samping mampu memilah-milah ciri-ciri tertentu yang dapat diukur. Dalam kaitan itu, konselor mungkin cenderung tertarik pada tipologi kepribadian yang memberikan arah pada pemahaman terhadap ciri-ciri kepribadian berdasarkan bentuk tubuh, sikap keterbukaan-ketertutupan, cairan yang ada pada tubuh, dan lain-lain. Namun konselor hendaknya tidak terpaku dan terpukau oleh pemahaman tipologis seperti itu.
Apapun predisposisi yang ada pada diri individu (termasuk yang diturunkan melalui tipologi individu) adalah sesuatu yang terbuka, dinamis dan dapat dikembangkan. Tugas konselor justru mengoptimalkan perkembangan dan pendayagunaan predisposisi ataupun ciri kepribadian individu kearah hal-hal positif sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan individu yang bersangkutan.[4]


B.     Ruang Lingkup Bimbingan Pribadi
Secara rinci, materi pokok bimbingan pribadi antara lain:
1.      Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang khaliq melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa. Agama menjadi kendali utama dalam kehidupan manusia.
2.      Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal. Setiap manusia memiliki potensi yang luar biasa yang dikembangkan secara optimal. Hanya sedikit orang yang mau menyadarinya.
3.      Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya. Setiap orang memiliki bakat dan minat, namun hal itu kurang mendapat perhatian sehingga penyaluran dan pengembangannya kurang optimal.
4.      Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki, serta bagaimana mengembangkannya. Setiap individu punya kelebihan, hal itu yang harus dijadikan sebagai fokus.
5.      Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya. Memahami kekurangan diri mendorong seseorang untuk menyempurnakan diri.
6.      Kemampuan mengambil keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil. Keberanian mengambil keputusan secara cepat dan tepat perlu dilatih dan dikembangkan.
7.      Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat, kreatif dan produktif. Pola hidup dan pola pikir yang sehat akan menjadikan pribadi yang sehat dan berkualitas.[5]

Ada beberapa pendapat lain mengenai ruang lingkup bimbingan pribadi. Dalam bidang bimbingan pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman  dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
1.      Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prooduktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan.
3.      Pemantapan pemahaman tentang kelamahan diri dan usaha penanggulangannya.
4.      Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
5.      Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
6.      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.[6]
C.    Aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi peserta didik
Aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi diantaranya adalah:
1.      Aspek biologi yang dalam arti negatif menyatakan diri dalam bentuk pelanggaran-pelanggaran kesusilaan.
2.      Aspek penyesuaian diri dengan tata masyarakat yang menyatakan diri dalam bentuk pelajaran-pelajaran tata tertib.[7]


D.    Bentuk Bentuk Layanan Bimbingan Pribadi
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu pertama, layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan dapat mencakup perkembangan: (a) fisik, (b) motorik, (c) bicara, (d) emosi, (e) sosial, (f) penyesuaian sosial, (g) bermain, (h) kreativitas, (i)pengertian, (j) moral, (k) seks, (l) perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang: (a) ciri ciri masyarakat maju, (b)makilm pengetahuan, dan (c)pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
 Kedua, pengumpulan data . data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat mencakup : (a) identitas individu seperti nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, (b) kejasmanian an kesehatan, (c) riwayat pendidikan, (d) prestasi, (e) bakat, (f) minat, dan lain-lain
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana, lembaga dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat kebugaran, dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.[8]
Usaha utama yang mutlak harus dilakukan untuk menyelenggarakan personal ialah dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data perihal anak didik melalui:
1.      Observasi
2.      Angket
3.      Wawancara
4.      Kunjungan rumah
Yang kemudian diikuti dengan penerangan dan penjelasan yang jujur, baik secara individual maupun secara kelompok, agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi anak didik di dalam menilai dirinya sendiri. Serta mengambil sikap dan keputusan sendiri. Usaha pribadi harus selalu berpedoman kepada ciri khas yang kita inginkan bagi individu atau orang Indonesia, yaitu sifat-sifat manusia Indonesia.[9]












BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Ada beberapa ruang lingkup bimbingan pribadi yaitu Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis, Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembangannya secara optimal, Pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya, Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki, serta bagaimana mengembangkannya., Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana mengatasinya, Kemampuan mengambil keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil, dan Perencanaan dan pelaksanaan hidup sehat, kreatif dan produktif.
Aspek-aspek yang menonjol dalam perkembangan pribadi yaitu Aspek biologi dan Aspek penyesuaian diri dengan tata masyarakat.
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu  layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan, pengumpulan data . data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat mencakup, dan Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi.



DAFTAR PUSTAKA
Febrini, Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras.
Rahman, Hibana S. 2003. Bimbingan Konseling Pola 17. Yogyakarta: UCY Press Yogyakarta.
Sodik,Abror. 2015. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rinrka Cipta.
Walgito, Bimo. 2010.Bimbingan + Konseling (Studi dan karier). Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Samsinar Basri, http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html, Tanggal 30 Maret 2016 Pukul 08:50 WIB.



[1] Deni Febrini, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 79.
[2] Abror Sodik, Pengantar Bimbingan dan Konseling, ( Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 2.
[3] Hibana S. Rahman, Bimbingan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press Yogyakarta, 2003), hlm. 39.
[4] Abror Sodik, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 54-56.
[5] Hibana S. Rahman, Bimbingan Konseling Pola 17, (Yogyakarta: UCY Press Yogyakarta, 2003), hlm. 39-40.
[6] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rinrka Cipta, 2000), hlm. 38-40.
[7] Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi dan karier), (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010), hlm. 56.
[8] Samsinar Basri, http://synaralwadudu.blogspot.co.id/2014/01/makalah-bimbingan-pribadi.html, di Akses Pada Tanggal 30 Maret 2016 Pukul 08:50 WIB.
[9] Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi dan karier), (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2010), hlm. 56.

No comments:

Post a Comment